Senin, 22 September 2014

Supir Taksi Hobi Berpetualang #JakartaReposeProject

“ Saya berpetualang untuk mencari jati diri” 

Agus Priyanto, 26 tahun
Seorang supir taksi Bluebird 


Dengan pendapatan  kurang lebih 4 juta per bulannya, waktu luang disela-sela pekerkerjaannya sebagai supir taksi Bluebird ia gunakan untuk kumpul-kumpul bersama teman.  Ketika Sabtu Minggu, sebagian besar waktu luangnya ia gunakan untuk berkumpul bersama keluarga besar, berkumpul bersama keluarga atau bermain bersama keponakan. 
Karena menurutnya berkunjung kerumah saudara bisa membuatnya menghabiskan waktu lebih banyak bersama keluarga.

Sebagai seorang pria yang memiliki hobi berpetualang, tidak ada tempat yang tidak ia sukai untuk dikunjungi karena menurutnya setiap tempat adalah istimewa hanya saja setiap orang harus bisa melihat dan memahami keistimewaannya tersebut.

Sebagai seorang petualang yang sudah banyak berkeliling, ia memilih tempat yang pada umumnya belum dijamah orang, 
Karena kita ga munafik, kalo tempat wisata yang udah dijamah orang itu biasanya kotor. Apalagi saya sendiri memang suka sama kondisi laut yang masih bersih, untuk mencari ketenangan" tuturnya.

Jalanan yang rusak serta akses yang sulit sudah bukan menjadi penghalang bagi Agus sebab karena niat dan minatnya memang sudah disana.

Dari petualangannya itulah, ia mendapatkan sebuah pengalaman yang berkesan dimana kebersamaan merupakan hal yang paling berharga.
“Kebersamaan. Rasa kekeluargaannya itu yang berkesan, banyak sampe ga bisa diinget spesifik lagi. ketika kita susah, temen itu selalu ada buat kita, itu nilai yang paling berharga buat saya, kebersamaan".

Selain memang mencari jati diri dan merupakan hobinya sejak muda, ternyata berpetualang dijadikan sebuah aktivitas untuk instropeksi diri.
“Saat saya sampe di puncak Bromo, saya ini berasa ga ada apa apanya, kita ini bener bener kecil banget kalo udah sampe atas, dan ternyata ciptaan Tuhan itu luar biasa".

Karena ia merupakan seorang anggota komunitas petualang, maka faktor budget dan akses tidak lagi begitu mempengaruhinya, cukup bisa sampai ke tempat tujuan sudah merupakan hal yang memuaskan baginya. 

Dalam berwisata, pasti ada faktor faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah pendapat orang lain.
“Saya ga terlalu pengaruh sama omongan orang, karena orang lain belum ngerasain puasnya gimana, titik nikmatnya dimana. Mereka cuman buat liburan tapi ga bener bener menikmati suasana aslinya itu kayak apa".

Menurutnya satu yang benar benar perlu diperhatikan adalah kenyamanan. 
“Karena kita berlibur itu satu cari kenyamanan, tapi di Jakarta ini kurang, bahkan kurang banget.  Wisata di Jakarta ini terlalu banyak, jadi kurang ruang hijaunya. Terlalu padat, akhirnya kalo liburan ga berasa liburannya, yang ada sebelum pergi udah stress karena macet, pas jalan ga enjoy dan pas pulang lebih stress lagi karena capek".

Akhir waktu, kata- kata yang menggambarkan leisure bagi Agus adalah
“ Ketenangan itu harga yang mahal.  Karena Jakarta itu kota yang sibuk jd kalo ada waktu luang sebaiknya enak buat ngasingin diri dari aktivitas sehari-hari"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar